Jumat, 10 April 2015

Teman atau Musuh

akan tiba saatnya, dimana kita akan bertanya-tanya. dia itu teman atau musuh? Friend or enemy?
banyak orang yang bertopeng atau bermuka dua. okelah dia baik di depan dekat dengan kita, akan tetapi diluar kandangnya pura-pura tak kenal kita bhakan menganggap orang lain.
teman seperti ini bagaimanakah? Musuh atau Teman?

Resume Buku Glosari Teori Sosial



Judul Buku                  : Glosari Teori Sosial
Penulis                         : M. Taufiq Rahman, Ph. D
Penerbit                       : Ibnu Sina Press
Tahun Terbit                : 2011
Jumlah Halaman          : 139 halaman

BIOGRAFI PENULIS

Mohammad Taufiq Rahman dilahirkan di Tasikmalaya, 4 April 1973. Beliau tinggal di Sumedang, beliau dapat diakses melalui email fikrakoe@yahoo.com.
Pendidikan S-1-nya adalah jurusan Tafsir Hadist Fakultas Usuluddin IAIN Sunan Gunung Djati Banduung (tamat tahun 1995), dilanjutkan pada program S-2 Islamic Studies, Leiden University, Belanda (tamat tahun 1999), dan S-3 di Departement of Aqidah and Islamic Thougt, University of Malaya, Kuala Lumpur, Malaysia (tamat tahun 2010).
Selama menjadi mahasiswa beliau seringkali aktif di berbagai kegiatan kemahasiswaan, terutama yang bersifat kajian dan publikasi. Beliau termasuk diantara mahasiswa yang aktif berdiskusi di berbagai lingkar studi seperti Lembaga Studi Tafsir (LESTUTA), Forum diskusi Al-Qalam, Islamic Thought Forum, Himmatul ‘Alimin di Bandung, dan Humanitair Active Voor Indonesie (Aksi Kemanusiaan Untuk Indonesia, AKUI) di Amsterdam, Belanda. Di bidang publikasi, beliau pernah menerbitkan bulletin Himmath dan menjadi redaktur di suara kampus (SUAKA) IAIN SGD Bandung.sebagai wartawan kampus beliau sering bersilaturahmi dengan sesama jurnalis kampus baik dalam Forum Pers Mahasiswa Bandung (FPMB), maupun Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI).
Karir yang digelutinya pertama adalah guru, yaitu di Madrasah Diniyah dan Madrasah Tsanawiyah (1989-1995). Kemudian juga pernah berkarir di dunia pers dengan menjadi jurnalis di Majalah Bulanan Islam RISALAH, Bandung (1994-2003)dan menjadi kontributor di beberapa majalah dan Koran.
Terakhir, yang masih digelutinya adalah menjadi dosen Fakultas Usuluddin UIN SGD Bandung (1997-sekarang). Dan di Program Pasca Sarjana UIN SGD Bandung. Selain itu, beliau masih menjadi peneliti pada Institute for Religious and Institutional Studies (IRIS), Bandung (1999-sekarang).
BAB I
PENDAHULUAN

Manusia adalah sebagai makhluk sosial, dimana hidupnya saling keterkaitan atau berhubungan antara makhluk hidup satu dengan makhluk hidup yang lainnya.
Penyusun saat ini akan membedah dan meresensi buku “Glosari Teori Sosial”. Dimana buku ini sangat penting untuk di baca bagi mahasiswa-mahasiswi sosial ataupun umum karena buku ini akan menjadi pedoman atau bimbingan  dan referensi yang sangat baik untuk membuat makalah atau tugas yang menyangkut tentang sosial.
Buku berjudul “Glosari Teori Sosial” ini di dalamnya membahas tentang istilah-istilah sosial, yang di dalamnya terdapat, Akomodasi, Alienasi, Amlagamasi, Anomi, Asimilasi, Birokrasi, Definisi Situasi, Diskriminasi, Elit, Empirisisme, Estet, Etnosentrisme, Evolusi Sosial, Fakta Sosial, Feodalisme, Fungsi, Generalisasi, Hipotesis, Holisme, Ideologi, Institusi Sosial, Integrasi Sosial, Interaksi Sosial, Interaksionisme Simbolik, Jarak Sosial, Kasta, Kebudayaan, Kekurangan Relatif, Kelas Sosial, Kelompok Rujukan, Kelompok Sosial, Kemestian, Fungsionalisme, Kerjasama, Keseimbangan Sosial, Kharisma, Kohesi Sosial, Komunitas/ Masyarakat, Konflik Sosial, Konsensus, Konsep, Kontrol Sosial, Korelasi, Kuasa, Makna, Masalah Sosial, Masyarakat Majemuk, Masyarakat Massa, Mobilitas Sosial, Nilai, Norma Sosial, Objektivitas, Observasi, Otoritas, Pembagian Kerja, Pengertian, Penjelasan, Penyimpangan, Peran Sosial, Pertukaran Sosial,  Perubahan Sosial, Positivisme, Prasangka, Ramalan, Ras/Rasisme, Rasionalisasi, Sanksi Sosial, Segregasi, Sekularisasi, Sistem Sosial, Sosialisasi, Status, Stratifikasi Sosial, Struktur Sosial, Teori Sosiologi, Tindakan Sosial, Tipe Ideal, dan Variabel Pola.








BAB II
PEMBAHASAN

            Dalam buku yang berjudul “Glosari Teori Sosial” terdapat berbagai kupasan mengenai Sosial, buku ini lebih menjuru kepada penjelasan akan arti dari kupasan sosial tersebut. Di sini juga Penyusun akan membahas satu per satu yang ada dalam pembahasan di dalam buku “Glosari Teori Sosial”, yaitu ada 77 istilah menyangkut sosial,  antara lain :
1.      Akomodasi
Akomodasi ataupun Penyesuaian adalah satu keadaan atau proses ketika kelompok- kelompok yang sedang konflik setuju untuk menghentikan atau menghindari konflik dengan mengadakan interaksi secara aman damai baik  untuk semntara atau selama-lamanya.  Akomodasi yang menitikberatkan proses kerjasama dan negosiasi biasanya tidak menghilangkan identitas suatu kelompok.
Diberikan contoh dari Akomodasi atau Penyesuaian, yaitu yang terjadi di Indonesia. Seperti penggunaan Bahasa, Pengamalan Agama dan Kepercayaan secara bebas bagi tiap-tiap kelompok masyarakat tanpa gangguan dari kelompok lain.
2.      Alienasi
Alienasi atau keterasingan merupakan kondisi ketika manusia merasa terpisah, atau bahkan terputus dari masyarakat dan kebudayaannya.  Akibatnya, segala nilai dan norma masyarakat tidak lagi memberikan makna apa-apa kepada individu. Oleh karena itu, individu itu merasa terpencil serta kecewa.
Di buku ini, diperkenalkan juga Karl Marx sebagai pemikir yang sering menggunakan konsep ini. Dan dipaparkan dengan singkat juga Alienasi  dari segi ekonomi, bidang pekerjaan yang terbagi kedalam empat aspek yaitu Manusia mengalami alienasi dari hasil yang di produksinya, dari proses produksi, dari diri sendiri, dan dari masyarakatnya.
3.      Amalgamasi
Amalgamasi berarti penyatuan biologis antar anggota-anggota kelompok etnik atau ras yang berlainan, sehingga muncullah bangsa yang baru. Di buku ini, dicpaparkan dalam dua konteks, yaitu konteks Amerika Serikat dan Konteks Indonesia, dan juga dicontohkan yang terdapat di Hawaii dan Meksiko yang memupuk amalgamasi.

Pada dasarnya ide Amalgamasi  merupakan satu respon kelompok minoritas terhadap berbagai kondisi masyarakat. Amalgamasi, seperti Asimilasi, hanya bisa terjadi dengan syarat kelompok dominan membenarkan dan membebaskan kelompok minoritas berbuat demikian, dan kelompok minoritas mau atau terpaksa berbuat demikian. 
4.      Anomi
Anomi adalah satu situasi sosial dimana norma-norma sosial telah hilang atau menjadi lemah, atau norma-norma sosial itu kurang jelas atau bertentangan satu sama lain. Individu yang terperangkap dalam keadaan anomi biasanya kehilangan pandangan moral, kontrol sosial dan menjadi serba salah.
Di buku ini diperkenalkan Emile Durkheim sebagai awal yang memperkenalkan konsep Anomi dalam sosiologi. Konsep ini awalnya digunakan Emile Durkheim dalam pembahasannya mengenai bentuk pembagian kerja yang patologis dan pengaruh-pengaruhnya. Konsep anomi ini juga kemudian dipopulerkan oleh sosiolog R. K. Merton.
5.      Asimilasi
Asimilasi adalah satu proses penyatuan di antara kelompok atau individu yang berlainan budaya yang kemudian membentuk satu kelompok dengan kebudayaan dan identitas yang sama. Terdapat dua faktor penting dalam Asimilasi. Pertama, pengaruh kalangan minoritas untuk menghilangkan identitas mereka. Kedua, pengaruh kalangan mayoritas menerima kalangan lain.
6.      Birokrasi
Birokrasi adalah organisasi formal yang diselenggarakan berdasarkan kepada peraturan-peraturan serta bagian atau biro yang terdiri dari administrator yang terlatih. Max Weber memberikan ciri-ciri birokrasi seperti, Pembagian tugas, Sistem peraturan, Otoritas tersusun secara hierarkis, Tatacara impersounal, Pengambilan pegawai.
7.      Definisi Situasi
Definisi Situasi adalah penafsiran mengenai suatu keadaan atau makna yang diberikan oleh anggota masyarakat terhadap situasi sosial. Pengertian mengenai penafsiran situasi ini sangat penting untuk memahami suatu perilaku sosial.
8.      Diskriminasi
Diskriminasi adalah layanan yang berbeda-beda terhadap individu atau kelompok atas dasar-dasar tertentu, seperti ras, kebudayaan, jenis kelamin, agama, atau kelas sosial. Contohnya di Amerika Serikat, diskriminasi ras mempunyai hubungan yang erat dengan sistem perbudakan yang ada di negara itu pada abad ke-18 dan ke-19.
9.      Elit
Elit adalah satu kalangan minoritas cerdik, pandai yang berpengaruh dalam masyarakat, baik dalam bidang politik, ekonomi, maupun bidang sosial, adminstrasi dan moral. Para Sosiolog generasi awal  seperti V. Pareto dan G. Mosca menyempitkan konsep ini  dengan mengalamatkan pada satu kalangan cerdik pandai  yang memerintah (governing elite).
10.  Empirisisme
Empirisisme adalah semua pengetahuan itu muncul dari pengalaman. Empirisme berdasarkan kepada anggapan bahwa hanya yang dapat dirasakan dengan inderalah yang benar. Ujian terakhir suatu ilmu adalah pengalaman panca indera.
11.  Estet
Estet adalah satu bentuk  stratifikasi sosial yang ada dalam masyarakat Eropa pada Zaman Pertengahan (Medieval). Sistem Estes awal mula muncul dalam Imperium Romawi Kuno dan kemudian merebak ke merata masyarakat Eropa yang bercorak feudal. Estes atau lapisan yang utama bisa di bedakan menjadi tiga, yaitu kalangan paderi (clergy), kalangan bangsawan (nobility), dan rakyat biasa (commoners).
12.  Etnosentrisme
Etnosentrisme adalah sikap atau kepercayaanbahwa kebudayaan kita sendiri lebih baik dan lebih tinggi nilainya dari kebudayaan kelompok lain. Istilah ini diciptakan oleh antropolog W.G. Summer.
13.  Evolusi Sosial
Evolusi Sosial adalah satu teori perubahan sosial yang berdasarkan anggapan bahwa masyarakat berkembang melalui tahap-tahap tertentu, dari bentuk yang lebih kompleks. Ide evolusi sosial diambil dari teori evolusi biologi. Tokoh-tokoh yang menggunakan rangka dasar evolusi dalam analisisnya yaitu, Herbert Spencer, Auguiste Comte, Henry Maine, Edward Tylor, Emile Durkheim, dan L.H. Morgan.
14.  Fakta Sosial
Fakta Sosial adalah satu cara bertindak, apakah tetap atau tidak, yang mempunyai satu sekat (constraint) luar; atau satu cara bertindak yang  umum dalam suatu masyarakat, yang ada dengan sendirinya, yaitu bebas dari manifestasi individunya. Istilah ini awal mula diperkenalkan dalam sosiolog oleh Emile Durkheim. Fakta Sosial mempunyai empat ciri  yang membedakannya dari fakta bukan sosial.
15.  Feodalisme
Feodalisme merupakan sebuah sistem sosial yang ada di Eropa Barat dari abad ke-10 hingga abad ke-14. Pada umumnya feodalisme berdasarkan pada hubungan di antara kalangan lord  (bangsawan)  dengan vassal (orang yang mengerjakan tanah kepunyaan bangsawan). Terdapat juga empat ciri utama sistem foedal
16.  Fungsi
Istilah Fungsi merujuk kepada konsekuensi objektif (objective consequence) suatu fenomena sosial terhadap fenomena yang lain atau sistem keseluruhannya. Penggunaan fungsi didasarkan kepada analogi yang  dibuat dengan organisme biologi. Tiap-tiap  fenomena sosial dianggap mempunyai fungsi untuk memenuhi keperluan atau tujuan tertentu dalam masyarakat. Fungsi mempunyai du jenis, yaitu fungsi yang Nampak (manifest) dan fungsi terpendam (latent). Konsep fungsi banyak digunakan oleh sosiolog dan antropolog . tokoh-tokoh yang terkenal dalam hal ini  diantaranya Radcliffe-Brown dan Malinowski.
17.  Generalisasi
Generalisasi memiliki beberapa jenis, menurut Bottomore, sosiolog nampaknya tidak begitu berminat membangun generalisasi yang lebih luas dari kolerasi empirik yang telah mereka bangun.
18.  Hipotesis
Hipotesis adalah kenyataan tentang hubungan yang dipercaya adanya di antara satu fenomena dengan fenomena yang lain, atau tentang sifat suatu fenomena. Hipotesis memainkan dua peran penting dalam suatu kajian. Pembentukan hipotesis yang berguna adalah langkah yang cukup penting dalam penelitian. Hipotesis berkaitan erat dengan teori.
19.  Holisme
Holisme menjelaskan bahwa kelompok atau masyarakat merupakan satu keseluruhan (totalitas) yang unik. Dalam sosiologi, holisme atau pendekatan holisme telah disamakan dengan pendekatan fungsionalisis. Pendekatan ini menyatakan bahwa masyarakat merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa bagian yang saling berkaitan. Pendekatan holisme berkaitan erat dengan tokoh-tokoh sosiologi lain seperti Comte, Herbert Spencer dan Durkheim.
20.  Ideologi
Ideologi adalah satu sistem ide yang saling bergantung (tradisi, kepercayaan, dan prinsip) mencerminkan serta mempethahankan kepentingan-kepentingan suatu kelompok atau masyarakat. Awal mula istilah Ideologi  diperkenalkan oleh ahli filsafat prancis Destutt de Tracy (1755-1836). Istilah ini berubah pengertiannya dan digunakan untuk merujuk kepada satu set ide bagi mempertahankan kepentingan tertentu. Konsep ini banyak terdapat dalam tulisan Karl Max dan Karl Mannheim.
21.  Institusi Sosial
Institusi adalah salah satu konsep sosiologi yang paling luas digunakan dan mempunyai beberapa pengertian yang berlainan. Namun sosiolog dan antropolog masih belum mencapai kesepakatan tentang penggunaan konsep ini.  E. Chinoy (Society, 1962). Berpendapat bahwa istilah institusi perlu di khususkan kepada pola perilaku yang telah disetujui. Institusi sosial yang utama adalah institusi perkawinan, politik, pelajaran, ekonomi, dan agama.
22.  Integrasi Sosial
Integrasi Sosial adalah proses mempersatukan berbagai kelompok dalam masyarakat melalui satu identitasbersama dengan menghilangkan perbedaan dan identitas maasing-masing. Kaum fungsionalis berpendapat bahwa pada dasarnya masyarakat berada dalam keadaan integrasi dari segi norma dan nilai.
23.  Interaksi Sosial
Interaksi Sosial adalah satu proses sosial yang melibatkan dua atu lebih individu atau kelompok. Interaksi sosial melibatkan alat komunikasi seperti bahasa dan symbol, agar antar individu dapat saling bertukar makna dan pemikiran satu sama lain. Di kalangan sosiolog George Simmuel merupakan tokohyang menumpukan perhatian kepada sangat pentingnya proses interaksi, menurutnya interaksi diantara manusia adalah asa usul segala kehidupan sosial.


24.  Interaksionisme Simbolik
Interaksionisme simbolik (symbolic interactionism) adalah pendekatan dalam psikologi sosial yang menerangkan komunikasi linguistic dan gerak tubuh, khususnya menekankan peranan bahasa dalam pembentukan pemikiran (mind), diri (self), dan masyarakat. Karena pendekatan interaksionisme simbolik menumpukan perhatian kepada butir-butir terperinci tentang interaksi, kehidupan dan orang-orang yang dikaji, maka kajian yang dilakukan itu bercorak intensif dan metode kualitatif sering digunakan.
25.  Jarak Sosial
Jarak Sosial (social distance) adalah perasaan adanya pemisahan atau pemisahan sosial yang bena-benar ada diantara individu dengan individu, individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok. Emory S. Bogardus merupakan orang yang pertama kali memberikan analisis yang teratur atas konsep jarak sosial. Terdapat tiga fakta utama pada jarak sosial. Dalam masyarakat yang mempunyai hierarki status seperti yang terdapat dalam sistem kasta, jarak sosial adalah sebagian dari struktur peranan masyarakat.
26.  Kasta
Kasta adalah satu lapisan masyarakat yang berdasarkan pada warisan dan dikekalkan dengan agama dan hukum. Pada dasarnya sistem kasta merupakan sistem stratifikasi yang berdasarkan kepada tradisi di Iindia. Contoh sistem kasta seperti di masyarakat hindu tradisional yang terdapat empat kasta utama dan dua yang sebagai kalangan terbawah sekali. Terdapat ciri-ciri utama sistem kasta seperti yang dilaksanakan dalam masyarakat Hindu tradisional adalah keanggotaan, endogami, pekerjaan, hubungan sosial, dan mobilitas sosial. Salah seorang sosiolog yaitu  Lloyd menggunakan istilah kasta dalam konteks hubungan ras di Amerika Serikat, namun Oliver Cox menentang bahwa sistem kasta yang terdapat di masyarakat Hindu di India itu tidak sesuai digunakan dalam situasi di luar india.
27.  Kebudayaan
Kebudayaan merupakan seluruh cara hidup masyarakat atau seluruh aspek pemikiran dan perilaku manusia yang diwarisi dari satu generasi ke generasi yang lain melalui proses pembelajaran. Sebagai keseluruhan cara hidup manusia, kebudayaan meliputi kehidupan kelompok yang bercorak material dan immaterial.

28.  Kekurangan Relatif
Konsep kekurangan relative (relative deprivation) ini berkaitan dengan batasan atau keadaan yang kurang baik akibat dari perbandingan dengan individu atau kelompok lain yang lebih superior, bukan diukur berdasarkan kriteria yang objektif. Keadaan kekurangan relatif  hanya ada ketika perbandingan dilakukan dengan individu atau kelompok yang lebih superior dan lebih tinggi statusnya.
29.  Kelas Sosial
Menurut Karl Max, kelas sosial adalah kategori individu yang  mempunyai hubungan yang sama terhadap alat-alat produksi (means of production) serta hubungan produksi seperti sistem pembagian dan pertukaran. Kesadaran kelas adalah dimana anggota kelas menyadari persamaan mereka dari segi kepentingan dan kedudukan. Weber juga berpendapat bahwa syarat dasar suatu kelas terletak pada pembagian kuasa ekonomi yang tidak seimbang dan seterusnya hingga pembagian peluang yang tidak sama rata.
30.  Kelompok Rujukan
Kelompok Rujukan (reference group) merupakan satu kelompok atau kategori yang memberi garis panduan kepada individu dalam mewarnai kepercayaan, sikap, nilai dan perilakunya.konsep ini awal mula diperkenalkan oleh Herbert H. Hyman dan kemudian diperluas oleh segolongan ahli psikologi sosial dan sosiologi seperti M. Sharief, T.M. Newcomb dan R.K. Merton.
31.  Kelompok Sosial
Kelompok Sosial (social group) merupakan kelompok individu yang mempunyai identitas yang sama, perasaan kekitaan, cita-cita yang sama serta hubungan sosial tertentu. Contoh kelompok sosial adalah keluarga, partai politik, kesatuan sekerja dan Negara. Tonnies membedakankelompok sosial antara lain  gemeinshaft (komunitas; paguyuban) dan gesellschaft (masyarakat; patembayan).  C.H. Cooley juga membedakan kelompok primer dan kelompok sekunder.
32.  Kemestian Fungsional
Kemestian Fungsional (functional imperative) adalah keperluan organisasi universal masyarakat. Terdapat empat kemestian fungsional yaitu, pencapaian cita-cita, penyesuaian proses pelatihan sumber-sumber teknik demi pencapaian cita-cita, integrasi, latensi (latency),.
33.  Kerjasama
Kerjasama (cooperation) adalah interaksi sosial yang melibatkan individu atau kelompok dalam membuat tindakan bersama bagi mencapai cita-cita bersama. Kerjasama adalah proses yang paling dasar dalam masyarakat.
34.  Keseimbangan Sosial
Konsep Keseimbangan atau equilibrium berasal dari ilmu mekanik ini berarti keadaan seimbang dalam suatu sistem. Dalam ilmu sosial konsep ini berarti harmoni dan penyesuaaian di antara bagian-bagian suatu sistem sosial yang dianggap sebagai keseluruhan yang berintegrasi. Herbert Spencer merupakan sosiolog yang awal mula menggunakan konsep equilibrium atau keseimbangan.
35.  Kharisma
Kharisma adalahsifat pribadi individu yang seolah-olah mempunyai kemampuan dan uasa yang luar biasa. Konsep ini awal mula digunakan oleh Ernest Troeltsch dan kemudian digunakan oleh Max Weber untuk menerangkan kemampuan memimpin berdasarkan kepada kepribadian tanpa dorongan material atau paksaan apapun. Bagi Weber, charisma adalah bentuk otoritas tulen.
36.  Kohesi Sosial
Kohesi atau kesatuan sosial merupakan keadaan dimana anggota kelompok atau masyarakat bersatu padu akibat adanya interaksi dan ikatan sosial tertentu. Kohesi sosial melibatkan kesepakatan berkaitan dengan cita-cita, nilai, norma, dan peranan kelompok. Kohesi sosial telah menjadi masalah utama di kalangan sosiolog seperti Auguste Comte dan Durkheim. Durkheim membedakan dua jenis kohesi atau kesatuan, yaitu kohesi mekanik dan kohesi organik.
37.  Komunitas/ Masyarakat
Istilah gemeinschaft dan gesellschaft awal mul digunakan sosiolog Jerman, Ferdinand Tonies. Kedua konsep ini fenomena sosial yang agak luas. Pada umumnya, gemeinschaft merujuk kepada masyarakat praindustri, sementara gesellshcaft mewakili masyarakat yang biasanya dikaitkan dengan proses perindustian.
38.  Konflik Sosial
Konflik adalah pertentangan secara langsung dan sadar antara individu atau kelompok untuk mencapai cita-cita bersama. Teori konflik menekankan konflik sebagai unsur utama dalam kehidupan sosial. Thomas Hobbes, salah seorang filsof Inggris merpakan orang yang pertama kali menarik perhatian kepada unsur konflik. Karl Marx adalah  tokoh yang mengemukakan teori konflik. Tumpuan perhatian dalam tulisan Marx adalah ciri pertentangan dalam sistem kapitalis yaitu pertentangan diantara dua kelas.
39.  Konsensus
Konsensus adalah persetujuan umum tentang nilai, norma, dan peraturan-peraturan yang menentukan cita-cita serta ikhtisar-ikhtisar untuk mencapainya, pembagian peranan dan ganjaran dalam suatu sistem sosial. Menurut sebagian sosiolog, seperti consensus merupakan dasar yang penting dalam kelangsungan masyarakat, maka muncullah model consensus mengenai masyarakat. Model konsesnsus, ataupun model integrasi menekankan unsur norma dan legitimasi.
40.  Konsep
Konsep adalah perkataan atau beberapa perkataan yang menyatakan satu ide umum tentang sifat suatu benda, kejadian atau fenomena, atau tentang hubungan antara fenomena dengan fenomena. Konsep itu penting dalam proses membuat generalisasi dan membangun teori. Dalam sosiologi, tumpuan perhatiannya adalah apakah konsep itu berguna dalam menerangkan dan membangun teori.
41.  Kontrol Sosial
Kontrol Sosial adalah cara yang digunakan oleh masyarakat atau kelompok untuk mempengaruhi perilaku anggotanya supaya mereka mematuhi norma-norma, tradisi dan pola-pola perilaku yang penting bagi meluruskan perjalanan masyarakat atau kelompok itu. Kontrol sosial bisa bercorak positif atau negatif dan dan kedua bentuk ini juga bersifat formal dan informal. Salah seorang sosiologi yang membicarakan ide mengenai kontrol sosial adalah Durkheim.
42.  Korelasi
Korelasi adalah perkaitan antara dua variable atau lebih. Dalam bidang sosiologi, jenis kolerasi linear yang berisi satu skala tetap (constant) antara kdar perubahan dua (atau lebih) variable. Terdapat dua korelasi, yaitu korelasi positif dan korelasi negatif. Kalau sekiranya tidak ada korelasi diantara dua variable, yakni keduanya berubah secara bersaingan, maka nilai koefisien korelasi adalah 0.

43.  Kuasa
Kuasa (power) adalah kesanggupan orang atau kelompok untuk mencapai sesuatu, mengontrol atau mempengaruhi perilaku pihak yang lain, walaupun perilaku itu bertentangan dengan kemauan pihak lain. Kuasa adalah konsep yang digunakan oleh sosiolog dengan berbagai cara. Seperti Weber, Karl Marx, Talcott Parsons, dan John Rex. Dari segi manapun, kuasa adalah dimensi yang penting dalam kehidupan sosial.
44.  Makna
Makna (meaning) adalah penafsiran mengenai suatu situasi, perilaku, ide atau objek yang dibuat sebelum seorang individu bertindak atau merespon. Makna berasal dari masyarakat, bahasa dan institusinya merupakan bagian dari struktur masyarakat yang diwarisi. Konsep makna subjektif merupakan salah satu konsep yang penting dalam sosiologi  Max Weber.
45.  Masalah Sosial
Masalah sosial adalah keadaan yang dianggap oleh anggota masyarakat yang berpengaruh sebagai sesuatu yang tidak diinginkan, tidak dapat ditoleransi, atau sebagai ancaman terhadap nilai-nilai dasar masyarakat itu, dan memerlukan tindakan kelompok untuk menyelesaikannya. Masalah sosial dibagi kedalam dua kategori besar, yaitu disorganisasi sosial dan perilaku menyimpang.
46.  Masyarakat Majemuk
Pada umumnya ada dua tradisi yang bertentangan mengenai konsep pluralism atau kemajemukan. J. S. Furnivall merupakan orang pertama yang mengemukakan konsep masyarakat majemuk berdasarkan kajiannya di Indonesia dan Burma. Konsep ini digunkan secara khusus untuk merujuk pada masyarakat tropis yang berada dibawah kuasa pejajah, terdapat konflik dan perpecahan diantara kelompok-kelompok yang berbeda keturunannya. Terdapa beberapa tokoh lagi yang memberikan sumbangan terhadap teori ini, yaitu M. G. Smith, P.L. van den Berghe, John Rex.
47.  Masyarakat Massa
Masyarakat Massa (mass society) adalah satu unit sosio-politik yang besar dan modern, seperti satu Negara, yang muncul akibat perubahan teknologi, perindustrian dan modernisasi, dan dicirikan dengan perilaku massa dan kebudayaan massa. Sebagai satu kolektifitas, massa perlu dibedakan dari crowd (kerumunan) dan public (orang banyak).
48.  Mobilitas Sosial
Mobilitas sosial merupakan proses perubahan individu atau kelompok dari satu lapisan sosial kepada lapisan sosial yang lain dalam satu sistem stratifikasi sosial. Mobilitas sosial ditinjau dri segi waktu. Sebagian sosiolog membagi membagi mobilitas kepada dua jenis, yaitu mobilitas anjuran dan mobilitas tandingan. Mobilitas sosial berkaitan erat dengan struktur sosial masyarakat.
49.  Nilai
Nilai (value) merupakn satu prinsip umum yang menyediakan anggota masyarakat dengan satu ukuran atau standar untuk membuat keputusan dan pilihan mengenai tindakan dan cita-cita tertentu. Menurut Clyde Kluckhohn, nilai adalah standar yang langgeng dari segi waktu.
50.  Norma Sosial
Norma Sosial (socil norm) merupakan perilaku standar yang setujui bersama oleh anggota kelompok. Norma-norma sosial sangat erat hubungannya dengan konsep-konsep folkways dan mores  yang telah dipopulerkan oleh W.G.  Summer. Mores merupakan norma sosial yang lebih dasar bagi kehidupan sosial.
51.  Objektivitas
Objektivitas adalah sifat penelitian ilmiah yang bebas dari pemutar-balikan, bias, dan prasangka dalam persepsi atau penjelasan. Pada umumnya menurut Gunnar Myrdal objektivitas bisa digugat serta tercemar oleh tiga faktor. Objektivitas adalah sikap yang perlu diambil oleh ahli ilmu sosial.
52.  Observasi
Observasi atau penelitian adalah teknik pengumpulan data dalam sosiologi dan bidang ilmu yang lain. Dalam bidang ilmu sosial, khususnya antropologi, teknik yang amat luas digunakan adalah penelitian ikut serta (participant observation).
53.  Otoritas
Otoritas (authority) merupakan kuasa yang telah disahkan dan dilembagakan dalam suatu masyarakat atau sistem sosial. Max Weber membedakan tiga jenis otoritas yaitu, yang bercorak tradisi, yang berdasarkan kharisma, dan yang bersifat rasional.


54.  Pembagian Kerja
Konsep ini mula-mula digunakan oleh Adam Smith dalam bukunya Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations, 1775. Akan tetapi penggunaan konsep ini dalam sosiologi mula-mula dikemukakan oleh Emile Durkheim dalam bukunya The Division of Labour in Society. Bagi Durkheim, pembagian kerja adalah fenomena yang amat penting dalam masyarakat modern karena fenomena ini dapat menjalin komunikasi di kalangan anggota masyarakat dan seterusnya hingga mengadakan kesatuan sosial.
55.  Pengertian
Pengertian adalah satu metode sosiologi Max Weber yang bertujuan untuk memahami dan menafsirkan perilaku manusia dari segi makna subjektif. Pengertian bagi Weber dapat dibagi dalam dua jenis, yaitu jenis pertama berhubungan dengan pengertian yang berdasarkan penelitian secara langsung (direct observational understanding) mengenai makna perilaku atau kejadian, jenis kedua dikenal sebagai pengertian yang bercorak penjelasan (explanatory understanding).
56.  Penjelasan
Sosiologi, seperti bidang ilmu yang lain-lain, mempunyai cita-cita untuk bersifat teoritis disamping bersifat empiris. Robert Brown membedakan tujuh jenis penjelasan dari segi genetis (historis), tujuan, disposisi, sebab, fungsi, generalisasi yang bercorak empiris dan teori.
57.  Penyimpangan
Penyimpangan atau deviasi berarti apa saja perilaku yang tidak mematuhi norma sosial suatu kelompok sosial atau masyarakat. Merton berpendapat bahwa kadar penyimpangan dalam suatu masyarakat berubah menurut kelas sosial, kelompok etnik, ras, dan ciri-ciri lain.
58.  Peran Sosial
Peran sosial merupakan pola perilaku yang diharapkan (expected behavior) yang berkaitan dengan status atau kedudukan sosial seseorag dalam suatu kelompok atau situasi sosial.



59.  Pertukaran Sosial
Pertukaran sosial (social exchange) adalah salah satu proses sosial yang mendasar. Menurut Blau, pertukaran sosial adalah perilaku sosial individu secara sukarela yang didorong oleh keinginan untuk mendapatkan balasan dari pihak-pihak lain.
60.  Perubahan Sosial
Perubahan sosial berarti modifikasi atau perubahan institusi sosial atau pola-pola peran sosial. Perubahan sosial merujuk kepada perubahan dari segi hubungan sosial yang ada, seperti dalam kehidupan keluarga, ekonomi, dan agama. Pola perubahan evolusi dan revolusi. Perubahan sosial adalah fenomena yang lazim dalam semua masyarakat.
61.  Positivisme
Dalam filsafat, positivism berkisar di sekitar anggapan bahwa ilmu merupakan satu rangka dasar dan darinya sifat dan bentuk pengetahuan dapat ditentukan. Dlam sosiologi, positivism merujuk kepada anggapan bahwa konsep-konsep dan metode-metode yang digunakan dalam ilmu alam bisa juga digunakan dalam ilmu kemasyarakatan.
62.  Prasangka
Prasangka (prejudice) adalah satu sikap yang kurang baik (atau yang baik) terbatas pada individu atau kelompok oleh karena ciri-ciri tertentu, seperti ras, agama, pekerjaan, jenis kelamin, dan kelas. Prasangka adalah satu fenomena yang agak universal sering kali ditunjukan kepada individu dari kelompok lain.
63.  Ramalan
Untuk membuat suatu ramalan (prediksi), kita melakukan secara deduktif berpandukan kepada fakta-fakta dan hukumhukum tertentu yang telah kita ketahui. Ramalan berkaitan dengan penjelasan. Sifat ramalan yang refleksif merupakan suatu sifat unik dalam ilmu sosial yang tidak terdapat dalam ilmu fisik.
64.  Ras, Rasisme
Dari segi biologis, ras adalah satu kelompok manusia yang mempunyai persamaan dari segi fisik seperti warna kulit, bentuk kepala, hidung, mata, bibir, telinga, dan sebagainya. Istilah ras tidak mempunyai suatu definisi yang tega. Hakikat ini telah diakui banyak sosiolog. Van den Berghe, berpendapat bahwa istilah ras itu membingungkan karena istilah ini mempunyai empat pengertian utama. Konsep ras dan rasisme berkitan erat satu sama lain. Adanya ras dalam masyarakat berarti juga ada rasisme. Rasisme adlah salah satu masalah rumit yang dihadapi oleh dunia sekarang.
65.  Rasionalisasi
Rasionalisasi adalah keadaan makin tingginya standardisasi, kelangsungan dan penyelarasan dalam struktur suatu organisasi. Istilah ini digunakan oleh Max Weber untuk menyifatkan apa yang dilihatnya sebagai trend utama dalam masyarakat Barat. Rasionalisasi juga berarti satu bentuk justifikasi dimana seorang individu memberi alas an untuk mewajarkan atau mempertahankan suatu tindakan yang dianggap kurang wajar atau tidak dapat diterima.
66.  Sanksi Sosial
Sanksi sosial adalah hukuman atau ganjaran yang ditunjukan kepada seorang individu untuk memastikan kepatuhan kepada norma sosial.  Radcliffe-Brown mendefinisikan sanksi sosial sebagai reaksi masyarakat atau sebagian besar anggota-anggotanya terhadap perilaku tertentu.
67.  Segregasi
Segregasi artinya pemisahan yang meletakkan batas-batas dan sekat-sekat tertentu keatas hubungan, sosial, kontrak dan komunikasi. Pada umumnya segregasi terbagi kepad dua jenis, yaitu segregasi sukarela dan segregasi bukan sukarela.
68.  Sekularisasi
Sekularisasi berasal dari perkataan “sekular” (yang berhubungan dengan duniawi). Dalam pengertian yang paling luas, konsep sekularisasi berhubungan dengan proses keruntuhan peranan agama dalam masyarakat yang mengakibatkan masyarakat bercorak lebih rasional,  materialis.
69.  Sistem Sosial
Sistem sosial bisa ditafsirkan sebagai satu set peran sosial yang berinteraksi atau kelompok sosial yang mempunyai nilai, norma, dan cita-cita yang sama.  Menuurut Parsons, unit utama sistem sosial terdiri dari kolektivitas dan peranan. Sementara pola utama atau hubungan yang mengaitkan unit-unit tersebut adalah nilai dan norma. Untuk tujuan analisis tertentu, sebagian sosiolog membedakan sistem sosial dari sistem kebudayaan dan sistem kepribadian.

70.   Sosialisasi
Sosialisasi adalah satu proses sosial yang dilalui oleh seorang individu untuk menjadi anggota suatu kelompok dengan mempelajari kebudyaan kelompok itu serta peranannya dalam kelompok itu.  Sosialisasi adalah proses sepanjang hayat yang perlu dilalui oleh seorang individu. Kedua bentuk sosialisasi, yaitu primer dan sekunder.
71.  Status
Status adalah kedudukan sosial seorang individu dalam suatu sistem sosial. Pada umumnya, status merupakan hak dan obligasi, dan tidak semestinya mempunyai hierarki. Menurut Ralph Linton, status terbagi kedalam dua jenis, yaitu status warisan dan status perolehan.
72.  Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial merupakan proses pembedaan individu-individu dam masyarakat yang menyebakan kemunculan satu hierarki yang terdiri dari lapisan atau strata yang berlainan kedudukannya. Stratifikasi sosial adalah hasil dari interaksi sosial dan merupakan suatu fenomena sosial yang agak meluas dalam semua masyarakat. Menurut  T.B. Boottomore, terdapat dua percobaan utam untuk memajukan teori stratifikasi sosial yang umum.
73.  Struktur Sosial
Struktur sosial adalah salah satu konsep yang paling banyak digunakan dalam sosiologi dan juga paling sukar untuk diberi satu definisi yang tepat.  Pada umumnya konsep ini digunakan masyarakat, khususnya pola-pola perilaku atau hubungan sosial yang agak stabil dan langgeng. Baik dalam bidang antropologi maupun sosiologi, konsep struktur sosial adalah satu konsep utama dalam pendekatan struktur-fungsional.
74.  Teori Sosiologi
Teori sosiologi adalah satu set anggapan mengenai masyarakat, fenomena, sosial, dan perilaku manusia. R.K. Merton mendefinisikan teori sosiologi sebagai himpunan anggapan yang saling berkaitan secara logis, yang dengannya keseragaman empiric bisa dirumuskan.
75.  Tindakan Sosial
Tindakan sosial adalah segala perilaku manusia yang mempunyai makna subjektif. Konsep tindakan sosial telah diberikan suatu definisi klasik oleh Max Weber. Menurut Weber tindakan dikatakan sosial ketika tindakan itu berisi tiga unsur.  Weber seterusnya membedakan empat jenis tindakan, yaitu perbuatan zweckrstionsl atau tindakan rasional yang berhubungan dengan suatu cita-cita, tindakan werirational atau tindakan rasional berhubung dengan suatu nilai, tindakan yang bercorak tradisi merupakan tindakan yang ditentukan oleh tradisi dan adat istiadat, tindakan emosi atau afektual.
76.  Tipe Ideal
Konsep ini diperkenalkan dalam sosiologi oleh Max Weber. Tipe ideal merupakan satu alat analisis untuk mengkaji dan membandingkan fenomena sosial. Tipe ideal bukan bersifat sempurna dalam pengertian etika yaitu sebagai sesuatu yang sepatutnya ada tetapi berarti “hipotesis” atau bersifat “logis”.
77.  Variable Pola
Variable pola (pattern variables) merupakan salah satu sumbangan teori Talcott Parsons yang agak luaspengaruhnya. Ia terdiri dari lima pasangan atau dikotomi untuk tujuan pembedaan (diferensiasi) hubungan sosial. Menurut Parsons, kelima variable sosial merupakan dilemma pokok yang dihadapi oleh seorang individu ketika dihadapkan dengan suatu situasi.
















BAB III
KOMENTAR PENULIS

1.      Jenis Buku       :           Fiksi (Nyata).
2.      Keaslian Ide    :           Buku ini kumpulan dari pemikiran beberapa tokoh namun dikemas menjadi sebuah buku glosari (kamus dalam bentuk ringkas) oleh penulisnya.
3.      Bentuk                        :           Buku yangdikemas sangat sederhana.
4.      Isi dan Bahasa :           Sangat bagus untuk menjadi sebuahreferensi tugas, bahasa yang digunakan juga mudah di pahami.
5.      Kelebihan        :           Buku ini mampu memberikan keterangan yang ringkas, jelas dan setiap istilah tidak hanya diberi pengertian tapi juga contoh dan studi kasus yang ada si dalamnya yang membuat pembaca semakin paham.
6.      Kekurangan     :           Kekurangan dalam buku ini banyak pula ditemukan dibeberapa halaman buku, seperti, kelebihan ketikan, salah pengetikan, nama asing tidak di cetak miring, dan ada beberapa istilah yang tidak ada pengertiannya akan tetapi langsung pada contohnya, yang sebenarnya buku ini harus ada pengertian dari istilah-istilah tersebut, karena kata dari “glosari” ini berarti kamus dl bentuk yg ringkas.
7.      Kesimpulan dan Saran            : Buku ini disajikan untuk Mahasiswa dan Mahasiswi atau Umum, untuk dipelajari sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan yang meliputi aspek-aspek pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai. Pengembangan aspek-aspek tersebut untuk meningkatkan dan mengembangkan kecakapan hidup (life-skills) melalui seperangkat kompetensi agar siswa dapat bertahan hidup, menyesuaikan diri, dan berhasil di masa yang akan datang.